
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dihadapkan dengan tantangan besar dalam menghadapi berbagai bencana alam sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat sebanyak 3.116 kejadian bencana alam di Indonesia dari 1 Januari hingga 17 Desember 2025. Data ini menunjukkan bahwa bencana hidrometeorologi, khususnya banjir, masih menjadi ancaman utama.
Jenis dan Jumlah Bencana yang Terjadi
Dalam laporan resmi BNPB bertajuk Bencana Indonesia 2025, banjir menjadi bencana yang paling sering terjadi dengan total 1.584 kejadian. Selain itu, cuaca ekstrem juga mencatat 673 kejadian, tanah longsor sebanyak 225 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 46 kejadian, gelombang pasang dan abrasi 21 kejadian, serta kekeringan 36 kejadian. Sementara itu, bencana geologi seperti gempa bumi, erupsi gunung api, dan tsunami tercatat lebih sedikit, yaitu masing-masing 23, 7, dan 1 kejadian.
Dampak Kemanusiaan
Dari sisi dampak kemanusiaan, BNPB mencatat jumlah korban yang sangat signifikan. Sebanyak 1.498 orang meninggal dunia, 264 orang hilang, dan 7.531 orang mengalami luka-luka. Selain itu, sekitar 1.025.745 jiwa terdampak dan harus mengungsi akibat bencana yang terjadi di berbagai wilayah Tanah Air.
Kerusakan Infrastruktur dan Permukiman
Kerusakan infrastruktur dan permukiman juga tergolong parah. BNPB mencatat total 184.344 unit rumah rusak, dengan rincian 49.294 rumah rusak berat, 37.524 rumah rusak sedang, dan 97.526 rumah rusak ringan. Selain rumah warga, bencana juga merusak 2.271 fasilitas umum, meliputi 334 satuan pendidikan, 668 rumah ibadah, dan 269 fasilitas kesehatan. Kerusakan turut terjadi pada sarana pemerintahan dan infrastruktur pendukung, antara lain 333 kantor rusak, 415 jembatan rusak, serta 748 unit fasilitas lainnya.
Peristiwa Banjir Awal Tahun
Bencana besar pertama terjadi di wilayah Jabodetabek, khususnya Kota dan Kabupaten Bekasi, pada 2–4 Maret 2025. Hujan berintensitas tinggi menyebabkan sejumlah sungai meluap dan merendam permukiman warga. BNPB mencatat ribuan rumah terdampak, dengan laporan awal menyebutkan sedikitnya 140 rumah di Bekasi terendam banjir. Dampak banjir ini dirasakan secara luas di wilayah Jabodetabek, dengan data gabungan menunjukkan sekitar 61.000 jiwa terdampak di Bekasi dan DKI Jakarta. BNPB bersama BPBD melakukan evakuasi massal, membuka pos pengungsian, serta menyalurkan bantuan logistik bagi warga terdampak.
Bencana di Bali
Memasuki paruh kedua tahun, bencana serupa melanda Provinsi Bali. Pada 9–12 September 2025, hujan ekstrem yang berlangsung selama beberapa hari memicu banjir bandang dan longsor di hampir seluruh wilayah Pulau Dewata. BNPB mencatat sedikitnya 17 hingga 18 orang meninggal dunia, puluhan lainnya dilaporkan hilang, dan ribuan warga terpaksa mengungsi. Sebanyak 205 titik banjir tercatat di Bali, dengan Denpasar menjadi wilayah terdampak paling parah dengan 82 titik genangan. Selain banjir, tanah longsor juga terjadi di puluhan lokasi, terutama di Kabupaten Tabanan, Karangasem, dan Badung.
Bencana di Sumatra
Bencana banjir paling berdampak besar terjadi di Pulau Sumatra pada akhir November 2025, ketika banjir besar dan tanah longsor melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hujan ekstrem yang dipicu oleh fenomena atmosferik kuat, termasuk pengaruh sistem cuaca musiman dan siklon tropis, menyebabkan banjir bandang dan longsor di wilayah perbukitan dan daerah aliran sungai. Dampaknya sangat luas, dengan laporan menyebutkan jumlah korban meninggal mencapai ratusan orang, bahkan hingga 1.135 korban jiwa di tiga provinsi tersebut hingga 25 Desember 2025.
Langkah Pemerintah
Pemerintah pusat kemudian mengambil langkah tegas dengan mencabut izin usaha yang dinilai merusak lingkungan, menyegel perusahaan tambang, serta mengevaluasi jutaan hektare izin pemanfaatan lahan. Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa penanganan bencana tidak boleh berhenti pada rehabilitasi dan rekonstruksi semata, melainkan harus menyentuh akar persoalan: ketimpangan antara eksploitasi sumber daya alam dan keselamatan rakyat.
Saat ini, Presiden Ke-8 RI memerintahkan seluruh kementerian dan lembaga untuk bekerja tanpa henti dalam penanganan bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat hingga kehidupan masyarakat terdampak benar-benar kembali pulih. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dalam konferensi pers di Banda Aceh, Kamis (25/12/2025). Ia menegaskan bahwa semua pihak harus terus bekerja tanpa henti, mengerahkan sumber daya nasional untuk mempercepat penanganan bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, sampai kehidupan dan penghidupan masyarakat dapat pulih dan menjadi lebih baik.
0 Response to "Kaleidoskop 2025: Banjir Menggemparkan RI, Mulai Bekasi hingga Sumatra"
Posting Komentar